Jangan Hina Dirinya dengan Ilmu yang Kamu Miliki - Sebuah Utas Tentang Rasa Nyaman

Jangan Hina Dirinya dengan Ilmu yang Kamu Miliki - Sebuah Utas Tentang Rasa Nyaman - Bersama dan selalu bersama adalah hal yang sangat didambakan oleh banyak orang. Rasa nyaman adalah awal timbulnya kebersamaan. Saling memahami menjadi kunci awal untuk tetap terus bersama. 


Kadang hal sepele sering sekali Kita abaikan hanya demi sebuah alasan yang namanya "kebaikan". Kita selalu berdalih apa yang Kita ucapkan apa yang Kita ingatkan adalah demi kebaikan. Namun pada dasarnya adalah sangat menyakitkan dan membuat mereka terkekang.

Di sinilah letaknya bagaimana Kita bisa saling menghargai dan tidah meremehkan satu hal. Meski hal yang Kita anggap remeh itu sangat kecil dan seakan tidak bermakna.

Namun ada hal yang mesti Kita pahami adalah hal remeh dan hal kecil itu. Bisa saja hal yang Kita anggap remeh itu sangat berarti bagi seseorang. Bisa saja hal yang Kita anggap remeh itu justru menyiksa dan meninggalkan rasa sakit yang sangat.

Memang benar Tidak ada paksaan untuk Kita agar mampu memahami seseorang sesuai yang Dia inginkan. Tidak ada kewajiban untuk Kita harus tampil sempurna di depan mereka atau Dia.

Hanya butuh sedikit pengertian, dan benar saja hanya sedikit pengertian saja. Tidak perlu porsi banyak untuk sebuah pengertian.

Rasa aman tentunya akan tercipta saat Kita memang benar-benar mampu untuk nyaman. Rasa nyaman akan tercipta dari rasa syukur yang berulang-ulang. Kita tidak bisa menghakimi kalau Kita tidak nyaman atau bahkan Kita tidak merasa nyaman hanya dengan beberapa hal atau kejadian.

Rasa nyaman hadir dari hal yang sepele, Tidak mengabaikan hal yang Kita anggap remeh. Apalagi untuk Dia yang tidak memiliki ilmu akan hal itu.

Setiap orang akan berusaha melakukan yang terbaik. Terutama untuk pasangannya hanya saja yang harus Kita pahami adalah keterbatasan. Setiap orang memiliki titik batas untuk sebuah kapasitas.

Dia tidak tahu bukan berarti Dia tidak ingin mengetahui. Dia tidak paham bukan berarti Dia tidak mau belajar. Sekali lagi yang berperan adalah keterbatasan.

Ibarat sebuat Handphone atau gawai pintar yang Anda miliki. Setiap gawai tersebut memiliki keterbatasan memori untuk menyimpat dan keterbatasan chipset sebagai otak perangkatnya.

Sama persis dengan seorang manusia. Setiap orang memiliki keterbatasan tertentu, daya tangkap dan pemahaman serta keterbatasan daya eksekusinya. Jadi jangan paksakan sesuatu yag Dia tidak bisa lakukan.

Anda mungkin bisa saja memiliki pemahaman yang luar biasa akan sebuah pengetahuan atau ilmu. Anda mungki saja punya waktu dan kesempatan untuk belajar dan terus belajar.

Atau Anda akan menjawab, Tidak ada yang tidak mungkin jika terus belajar. Mungkin Anda bisa saja mengatakan, Ah mungkin karena belum terbiasa.

Itu benar, Kita akan bisa melakukannya jika terus menerus belajr. Iya benar, Kita bisa saja melakukan suatu yang tidak mungkin jika terus mencobanya. Tapi jangan sombong, Semua tidak seperti yang Motivator bilang.

Ada proses dan butuh waktu banyak untuk mengetahui itu bisa atau tidak. Maka jika kasus ini terjadi maka efisiensilah yang harus dilakukan. Efisien atau tidak jika ini dan itu dipaksakan? Jawabannya tergantung Anda yang mengalaminya.

Jika Kita melakukan pengumpulan jawaban maka akan Kita temukan banyak ragam cara dari satu pertanyaan pendek tadi. Kurang lebih seperti itulah kasus ini tergambarkan.

Jadi jangan paksakan segala sesuatu yang tidak bisa dipaksakan. Jangan pernah menganggap remeh rasa tidak nyaman yang tercipta dari paksaan tadi.

Karena baik atau tidaknya sebuah hubungan. Apapun nama hubungan itu, Baik keluarga atau hubungan pertemanan saja. Semua tergantung dan berawal dari sebuah kenyaman yang tercipta dari hal kecil yang Anda remehkan.

Jangan pernah hina pasangan Anda karena Dia tidak memiliki ilmu dalam beberapa hal. Jangan pojokkan Dia agar mempelajari ilmu yang menurut Anda harus.

Dia pasangan Anda pasti akan terus berusaha untuk melakukan yang terbaik tanpa harus diingatkan. Termasuk pada ilmu yang tadi Anda paksakan kepadanya. Tapi ingatlah setiap orang tidak ada yang sempurna. Mereka memiliki keterbatasan yang unik yang tidak bisa dijelaskan dan mungkin untuk sekedar Anda pahami.

Sekali lagi, Jika Ilmu yang Kamu miliki lebih tinggi dari pasanganmu. Jangan pernah paksakan apa yang Kamu miliki juga harus Dia miliki. Jika Kamu paksakan maka secara tidak langsung itu akan menghinanya. Kamu pasti tahu bagaimana rasa sakitnya jika dihina? Tak perlu dijelaskan di sini.

Satu hal yang harus Kamu ingat adalah, Setiap Kita akan selalu melakukan yang terbaik untuk pasangan. Tapi beri waktu mereka, Bahkan ketika waktu telah diberipun Dia, Pasanganmu bahkan ada yang tidak mampu melakukannya.

Di sinilah peran menghargai orang lain terutama pasangan. Di sinilah peran untuk tidak bersikap remeh dan meremehkan pasangan berperan penting. Karena sedikit menghargai akan membuat pasanganmu nyaman dan tetap nyaman dengan kekurangannya.

Pahamilah setiap orang tidak ada yang sempurna. Pahamilah setiap orang termasuk pasanganmu adalah makhluk yang memiliki keterbatasan. Jangan paksa Dia untuk tampil sempurna. Aplagi menghinanya dengan ilmu yang Kamu miliki.

Hakikat ilmu adalah untuk mencerahkan. Hakikat ilmu adalah memberi ketenangan. Jangan gunakan ilmu apalagi mengutip ayat serta menyindirnya.

Jika benar-benar ingin memperbaikinya maka katankanlah dengan empat mata. Katakanlah dengan tenang dan jangan bantah membantah. Jadikanlah ilmu yang Kita kuasai memiliki fungsi seutuhnya. Jangan Hina dirinya dengan Ilmu yang Kamu Miliki.

Tidak ada rasa sakit selain rasa sakit yang dibuat oleh orang yang paling Kita sayangi. Jika ada yang kurang maka perbaikilah, Jika kasar maka perlembutlah, Jika emosi maka bersabarlah.

Sebuah Utas Tentang Rasa Nyaman, -Jangan Hinan Dirinya Pasanganmu dengan Ilmu yang Kamu Miliki. Catatan yang lahir dari rasa tak nyaman dan keterpaksaan. Semoga bermanfaat.