Kenapa Seribet Ini - Rangkaian Kata Berparagraf Tentang Keluh dan Kesah dan Tentunya Rasa Syukur

Kenapa Seribet Ini - Rangkaian Kata Berparagraf Tentang Keluh dan Kesah dan Tentunya Rasa Syukur - Saya tidak tahu kenapa judul ini terlintas hanya saja rangkaian kata ini Saya tulis disebabkan karena luka yang sangat dalam. Saya mencoba melakukan sesuatu yang menurut Saya akan membuat Saya lebih baik. Tapi pada kenyataannya itu tidak semudah yang ada dalam pikiran Saya.


Saya mencoba melangkah keluar dari zona nyaman yang terus Saya nikmati agar Saya bisa berubah. Namun semua terasa sulit dan sangat sulit. Pernah terlintas untuk kembali lagi pada masa kelam yang dulu Saya nikmati. Tak pernah memikirkan duka, luka dan sesuatu yang membuat hati tak bahagia. Tapi ya sudahlah lah, Saya tetap memilih jalan ini. Hanya saja sepertinya Saya seperti merangkak atau lebih tepatnya beringsut dengan otot perut.

Tuhan, Andai saja semua semudah yang Saya pikirkan. Maka akan cukup tenang dan akan bahagia (mungkin). Tapi Saya tetaplah Hamba Mu yang lemah, tak punya daya dan hanya bisa terus berupaya. Dalam setiap doa yang Saya Alirkan ke langit dalam tunduk yang rekat. Selalu Saya memohon kemudahan. Saya tahu banyak pertolongan dari Mu yang menurutku adalah keajaiban.

Betapa tidak, Sampai di sini saja, sampai proses ini saja sudah merupakan keajaiban untuk Saya dengan seribu atau mungkin sejuta kekurangan ini. Terimakasih yang mungkin tak terhingga saya ucapkan untuk saudara, teman dan Orang-orang baik yang telah membantu banyak semua proses agar berjalan dengan baik dan lancar dan tentunya atas ijin Allah Azza wa Jalla. Dan suatu pengharapan yang sangat tak terhingga juga, semoga semua proses ini diridhoi dan dirahmati. Amin Allahumma Amin.

Senang sekali rasanya menikmati masa-masa seperti ini. Mungkin Anda akan heran, Karena di paragraf awal adalah keluh Saya sepanjang satu paragraf dengan beberapa kalimat. Tapi diparagraf berikutnya adalah ungkapan bahagia yang tak terhingga. Namun sejatinya ada ketautan yang menghantui, Ketakutan seperti pemuda lainnya saat memasuki fase seperti yang saya alami sekarang.

Seperti berdiri di tempat datar tapi badan justru merasa sangat bergoncang atau seperti berdiri di pinggir tebing dengan lembah yang dalam. Ada ribuan ketakutan yang harus Saya runtuhkan dan menghalangi langkah baik ini. Sampai di sini Saya sudah sangat bersyukur, dan dengan harapan yang santun Saya juga miminta doa semoga dilancarkan hingga nanti. 

Doa yang sama Saya haturkan juga kehadirat Pemilik Jagat Raya. Agar kalian yang masih goyah dan gundah juga segera dan disegerakan. Amin Allahumma Amin. Semoga langkah yang Saya ambil adalah awal yang baik untuk sebuah kebaikan. Semoga di Anugerahi dan selalu dirahmati serta dikaruniai pasukan yang soleh dan solehah.

Akhir kata Ucapan tak terhingga untuk semua pihak yang membantu, menemani dan membimbing dengan baik. Agar hidayah dan Iman yang kuat dan kokoh selalu tertanam dalam jiwa yang rapuh dan lemah ini. Bismillah, Inilah keputusan terindah dalam Hidup Saya. Amin.